Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Pertama di Asia Pasifik. Menteri Bambang: PLTBm Hemat Biaya Penyediaan Listrik Rp 14 Miliar per Tahun
Dia mengatakan, pembangunan tiga PLTBm ini mengusung konsep Three in One Development. Pertama, PLTBm menyediakan energi listrik untuk daerah yang sama sekali belum teraliri listrik. Dengan pembangunan pembangkit ini, Indonesia dapat menambah rasio elektrifikasi nasional. Kedua, PLTBm menjadi salah satu upaya pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), khususnya tenaga biomassa yang masih belum banyak dikembangkan. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan target 23 persen EBT dalam bauran energi sebelum 2025. Ketiga, pembangunan PLTBm ini juga bagian pembangunan daerah 3T atau Tertinggal, Terdepan dan Terluar. Pembangunan PLTBm ini menunjukkan bahwa negara hadir di setiap titik wilayah NKRI. “Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan mitra pembangunan akan terus mendorong upaya penyediaan listrik daerah 3T melalui pemanfaatan EBT, mengingat upaya penggantian diesel dengan EBT ini ibarat sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Selain mengurangi penggunaan BBM dan menurunkan biaya penyediaan listrik, PLTBm menjadi jawaban untuk memberikan akses listrik merata bagi masyarakat di salah satu gugus pulau terluar paling barat Indonesia yang sudah lama tidak menikmati listrik sejak Indonesia merdeka, seperti di Pulau Siberut,” jelas beliau.
Menurutnya lagi , PLTBm Saliguma, Madobag, dan Matotonan menjadi model Participatory Renewable Energy Development atau pembangunan energi listrik yang melibatkan banyak pihak baik dalam pembiayaan, pembangunan, maupun pengoperasiannya. Pembangunan tiga PLTBm juga menggunakan skema pendanaan inovatif dengan melibatkan pemerintah pusat dan mitra pembangunan, pemerintah daerah, perusahaan swasta, dan masyarakat setempat. “Bekerja sama dengan Pemerintah Amerika Serikat, program Millennium Challenge Compact (MCC) membiayai pembangunan tiga unit PLTBm di Pulau Siberut dan beberapa pembangkit listrik EBT di beberapa lokasi lainnya. Saya menekankan pentingnya kerja sama semua pihak, khususnya pemerintah daerah, PLN, masyarakat sekitar, hingga perusahaan daerah untuk memastikan PLTBm ini beroperasi, terpelihara, serta dapat melayani dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Insentif kepada masyarakat untuk menanam dan memelihara bambu sebagai feedstock juga tidak kalah penting,” ujarnya
Menteri Bambang juga berharap PLTBm dapat berdampak positif berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. “Saya berharap PLTBm ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan kemakmuran Mentawai sebagaimana nama perusahaan yang akan mengelola PLTBm ini, yaitu Perusahaan Daerah “Kemakmuran Mentawai”. Saya percaya, nantinya akan banyak pihak yang belajar dari skema ini, misalnya proyek Global Green Growth Institute di Ponu, Nusa Tenggara Timur, dengan kapasitas yang jauh lebih besar yaitu sekitar 5.000 kW.
Untuk itu, sekali lagi saya ucapkan selamat dan terima kasih kepada tim hibah MCC di Kementerian PPN/Bappenas, juga kepada kontraktor yang terlibat dalam perencanaan dan pembangunan PLTBm di ketiga desa, yaitu PT Charta Putra Indonesa, PT IKPT dan PT Ekologika,” pungkasnya
** Lucy